7 Perilaku Unik Orang yang Booking Penerbangan Lebih Awal

Nyaritakeun - Memesan atau booking penerbangan adalah hal yang seharusnya dilakukan dari jauh-jauh hari. Alasannya, karena kita tidak tau entah nanti harganya berubah, jadwalnya berubah, atau hal lainnya yang tidak dapat diprediksi.

Tapi lain bagi mereka yang menunggu menit-menit terakhir untuk booking penerbangan, tantangannya di sini adalah berebut dengan orang lain. Bagaimana bisa beberapa hari penerbangan baru booking lewat aplikasi?

Tingkah laku tersebut pun mencakup seluruh bagian dalam hidup mereka, mulai dari pekerjaan hingga pendidikan, dari interaksi sosial sampai cara mendidik anak-anak. Sebagaimana dilaporkan oleh Blog Herald pada hari Sabtu (26/04), umumnya terdapat tujuh perilaku unik seperti ini:

1. Spontanitas

Sikap pertama yang tak bisa disepelekan pada para penumpang pesawat dadakan ialah sifat spontan. Mereka cenderung tumbuh dalam suasana tanpa direncanakan sebelumnya dan biasanya dikenali dari sikap mereka yang membuat keputusan dengan cepat dan mendadak.

Mereka merupakan individu yang bisa jadi memilih untuk berwisata akhir pekan secara spontan, ataupun mendadak teringat untuk bertemu kawan lama yang tinggal di seberang negara.

Spontanitas merupakan suatu karakteristik yang bisa mengantarkan berbagai kesenangan serta ketidaktentuan dalam hidup. Hal ini berkaitan dengan sikap menerima tantangan pengalaman-pengalaman baru tanpa dibebani oleh rutinitas atau agenda yang sudah diatur sebelumnya.

2. Penundaan

Walaupun kadang-kadang akibat kesibukan dengan pekerjaan lain, mereka sering kali merasa seperti hanya mengelak dari proses pengambilan keputusan. Terdapat tekanan tersendiri yang berhubungan dengan penyelesaian rancangan perjalanan.

Keterlambatan bisa jadi suatu karakteristik yang membingungkan. Sebuah sisi, ini mungkin menciptakan tekanan serta ketakutan seiring berjalannya batas waktu. Akan tetapi dari segi lainnya, terdapat pula rasa lega tidak biasa pada diri orang yang menundanya hingga sangat dibutuhkan.

Meskipun memiliki potensi untuk menciptakan stres, penundaan juga bisa menghasilkan sejumlah tawaran penerbangan mendadak yang luar biasa baik.

3. Berani ambil risiko

Ciri ketiga yang mencolok di kalangan pembeli tiket pesawat mendadak adalah sifatnya sebagai seorang pejudi. Membeli tiket dalam waktu singkat merupakan tindakan berisiko. Anda menggertak peluang dengan harapan mendapatkan harga baik, atau sekadar tempat duduk di pesawat, saat jarak waktu keberangkatan sudah mepet.

Berdasarkan Journal of Behavioral and Experimental Economics, individu yang siap menghadapi risiko finansial umumnya juga lebih mungkin untuk berani mengambil resiko dalam aspek hidup lainnya.

Hal ini dapat memperjelas alasan mengapa sebagian orang merasa aman dengan menunda pesanan penerbangan sampai detik-detik akhir. Tindakan tersebut juga mencerminkan sikap mereka yang umumnya lebih santainya dalam menghadapi resiko secara keseluruhan.

Dengan memeluk ketidaktentuan dan siap untuk berani menghadapi tantangan, mereka cenderung berhasil mendapatkan tawaran luar biasa serta menikmati petualangan perjalanan yang menyenangkan dan tak terduga.

4. Mencari sensasi

Seperti halnya mengambil resiko, namun dengan nuansa yang agak berbeda adalah mencari kegembiraan. Karakteristik ini seringkali ditemukan pada orang-orang yang biasanya baru memesan tiket pesawat menjelang batas waktu.

Pencari sensasi sering tertarik pada adrenalin yang datang dengan hal penuh ketidakpastian. Proses menunggu hingga menit terakhir untuk memesan penerbangan, tidak yakin opsi apa yang akan tersedia atau harga apa yang mungkin mereka temui, dapat memberikan sensasi menggembirakan.

Hal ini pun bisa merambah hingga ke perjalanan itu sendiri. Aspek ketidaktentuan yang muncul dalam persiapan mendadak dapat memberikan nuansa lebih menyenangkan dan berpetualang pada perjalanannya. Destinasi wisata, tempat menginap, termasuk kegiatan apa saja yang dilakukan semua ikut serta membentuk suasana mendadak tersebut.

5. Kemampuan beradaptasi

Keterampilan dalam beradaptasi merupakan salah satu karakteristik utama bagi orang-orang yang membooking penerbangan pada jam-jam akhir. Hal ini perlu ditangani dan disyukuri secara internal.

Ketanggapan dalam mengubah serta menyesuaikan ekspektasi tak cuma ciri dari pembeli dadakan, tapi juga keahlian vital di kehidupan sehari-hari. Ketrampilan ini memungkinkan mereka merespon perubahan dengan lebih sigap.

6. Optimisme

Semangat positif merupakan sifat umum yang dijalankan oleh orang-orang yang suka memesan tiket pesawat menjelang waktu keberangkatan. Mereka sering kali yakin bahwa segalanya akan berjalan sesuai harapan mereka.

Apakah itu meraih berbagai keuntungan saat terbang, memperoleh tempat duduk pada penerbangan dengan tiket sold out, atau melaksanakan petualangan walaupun persiapan dilakukan secara mendadak.

Gagasan optimis ini biasanya melebihi sekedar merancang petualangan. Mereka cenderung menghadapi hambatan dan ketidaktentuan dalam kehidupan dengan sudut pandang "gelas setengah penuh," yakin bahwa kesuksesan tak lama lagi akan tiba.

Sama seperti setiap karakteristik lainnya, terdapat kelebihan dan kekurangan dalam bersikap optimis. Salah satu manfaatnya adalah mereka mampu menjaga ketenangan meski menghadapi stres.

7. Fleksibilitas

Fitur paling jelas dari pembeli tiket pesawat mendadak tanpa keraguan adalah sifat mereka yang lentur. Mereka merasa tenang menghadapi modifikasi dan mampu memodifikasi agenda dengan cepat jika dibutuhkan.

Baik itu mengubah tujuan karena harga penerbangan yang tinggi, menyesuaikan tanggal perjalanan berdasarkan ketersediaan. Bisa juga dimaksudkan memutuskan untuk melakukan perjalanan darat daripada terbang, orang-orang ini tidak terikat secara ketat dengan rencana awal mereka.

Kebebasan ini bisa jadi seperti pisau berbilah ganda. Walaupun membuka peluang untuk perjalanan mendadak dan kemungkinan deal pada detik-detik akhir, hal tersebut juga bisa menciptakan rasa tidak pasti serta tekanan yang muncul.

Terlepas dari apapun itu, perilaku seperti ini melekat pada sebuah penundaan. Jika ini dilakukan secara konstan dalam bidang profesional, maka bisa menurunkan performa kerja. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengubah mindset, membuat daftar skala prioritas pekerjaan, breakdown target atau tujuan, serta hindari distraksi.